Making Excuses (2): Kisah Saul

Ayat bacaan: 1 Samuel 15:24
=====================
"Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka."

saul, alasanApa yang ada di benak kebanyakan orang ketika terlambat? Rata-rata akan segera memutar otak untuk mencari alasan yang paling masuk akal. Jalanan macet, kehabisan bensin, ban pecah, mogok, dan banyak lagi alasan-alasan lainnya akan segera dijadikan alternatif untuk dipilih. Seandainya ada sekolah khusus di bidang membuat alasan, mungkin kita sudah bisa mendapatkan gelar setara doktor atau bahkan profesor. Betapa kreatifnya otak kita dalam merancang alasan. Jika berselisih dengan seseorang pun sama saja. Ketimbang menyampaikan maaf dengan tulus, kita akan lebih suka mengeluarkan jurus "sebab-akibat". "Saya terpaksa harus berbuat itu karena kamu begini, begitu.." dan sebagainya. Padahal kalau kita pikir baik-baik, semua keputusan ada di tangan kita. Kita cenderung untuk mencari alasan ketika bersalah, bahkan ketika kita sedang meminta maaf pun seringkali alasan-alasan ini masih juga tercetus keluar dari bibir kita. Setidaknya untuk mengurangi konsekuensi yang harus kita tanggung akibat kesalahan kita syukur-syukur jika bisa melepaskan kita sepenuhnya.

Kemurahan Hati

Ayat bacaan: Lukas 6:36
==================
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

kemurahan hatiKapan waktu yang paling tepat untuk mulai bermurah hati? Banyak orang yang menganggap dirinya belum sanggup untuk memberi karena masih merasa miskin. "Nantilah kalau saya sudah kaya." kata teman saya dengan ringan ketika melihat seorang peminta-minta. Di sisi lain ada orang yang rajin memberi, tetapi mereka memberi karena mengharapkan sebuah balasan. Apakah agar proyeknya "gol", demi suatu keperluan, karena menginginkan sesuatu, agar menang, terpilih dan lain-lain. Ada banyak motivasi di balik memberi, dan apa yang saya sebutkan di atas bukanlah hal memberi yang didasari oleh kemurahan hati. Itu adalah pemberian yang didasarkan pada sebuah tujuan untuk memperoleh sesuatu sebagai balasan atas apa yang dikeluarkan.

Tuhan di atas Panggung Jazz

Ayat bacaan: Ulangan 28:5
===================
"Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu."

Tuhan di atas panggung jazzSebuah kesaksian menarik diberikan oleh seorang teman yang berprofesi sebagai musisi jazz. Ia baru saja kembali dari pendidikan di luar negeri. Belum lama kembali ke Indonesia ia ternyata dengan cepat mendapatkan banyak kesempatan, sehingga kurang dari setahun ia sudah tampil di berbagai event yang cukup bergengsi. Ketika tampil belum lama ini pada sebuah pentas, ia pun mengalami sebuah kejadian yang luar biasa. Ia beserta bandnya sudah berlatih selama sebulan penuh. Mereka sudah tahu apa yang harus mereka mainkan di atas panggung. Tetapi pada saat tampil, entah kenapa semuanya berubah. Ia sempat heran pada mulanya. Tadinya dalam latihan dimulai dengan piano, tiba-tiba di atas panggung drum yang mulai sementara piano diam. Tak pelak hal ini sempat membuatnya nervous. Ia pun berdoa dengan singkat dan memutuskan untuk menyerahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan selagi terus bermain. Lantas apa yang terjadi? Ia tertawa dan berkata bahwa apa yang terjadi itu ternyata jauh lebih baik ketimbang apa yang mereka putuskan di saat latihan. "Hasilnya sungguh luar biasa", katanya, dan "saya merasakan kehadiran Tuhan yang sungguh kuat di atas panggung itu." lanjutnya. Apa yang mereka tampilkan akhirnya berbeda dengan apa yang mereka persiapkan, dan hasilnya ternyata jauh lebih baik. "That's my testimony, all glory be to God." katanya seraya menutup ceritanya.

Ruang Bagi Iblis

Ayat bacaan: Efesus 4:27
=================
"Neither give place to the devil.“ (KJV)

ruang bagi iblisPernah pada suatu kali saya tiba di Penang pada tengah malam. Saya mengira bahwa saya akan gampang mendapatkan sebuah kamar untuk bermalam, tetapi saya tidak mengantisipasi bahwa hari itu ternyata bertepatan dengan hari libur. Akibatnya sya pun berkeliling dari satu hotel ke hotel yang lain dan jawaban yang saya dapatkan pun sama, semua kamar telah penuh. Untunglah setelah dua jam lebih mencari, saya bisa mendapatkan sebuah kamar di satu motel kecil. Dalam bepergian kita memang harus menyiapkan tempat menginap terlebih dahulu agar kita bisa berlibur atau berkunjung dengan tenang. Selama kita belum menemukannya, tentu seperti pengalaman saya di atas kita akan terus mencari sebuah tempat, kalau bisa senyaman mungkin dengan budget yang terjangkau oleh kita.

Pertolongan Tepat Waktu

Ayat bacaan: Pengkotbah 3:11
=====================
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.."

pertolongan tepat waktuKita selalu menantikan turunnya berkat Tuhan dalam pekerjaan kita. Tidak ada orang yang ingin statis, semuanya ingin mengalami peningkatan dalam pencapaian mereka. Tapi seringkali sebuah peningkatan tidak mengarah kepada kehidupan yang lebih santai. Justru peningkatan membuat kita harus bekerja lebih dari biasanya. Lebih keras, lebih lama dan lebih sulit. Itu akan menyertai sebuah peningkatan karir atau usaha kita. Dan masalah baru pun akan muncul disini. Dulu pekerjaan kita mungkin masih rendah, di saat seperti itu kerja relatif ringan dan kita pun meminta Tuhan memberkati kita dengan peningkatan. Tetapi ketika peningkatan hadir, kita menjadi tidak punya cukup waktu untuk melakukan semuanya. Pekerjaan menyita sebagian besar waktu kita. Jangankan untuk keluarga, untuk tidur pun kita sudah sulit mendapatkan waktu yang cukup. Itulah yang saya rasakan akhir-akhir ini. Selama ini saya masih sanggup melakukan pekerjaan redaksional dan mempublikasikannya sendirian, tetapi seiring peningkatan yang terjadi, saya merasa kelabakan karena tidak lagi punya cukup waktu. Istri saya sempat protes karena saya tidak lagi punya waktu untuk dibagikan bersamanya. Saya sempat bingung. Di satu sisi saya harus mensyukuri peningkatan yang terjadi dengan bekerja lebih giat sebaik-baiknya, tapi di sisi lain saya tidak lagi punya waktu luang untuk istri bahkan untuk diri saya sendiri. Saya mengalami kesulitan untuk melakukan semuanya dan memuaskan semua pihak sepenuhnya. Tapi lihatlah bagaimana luar biasanya Tuhan. Dalam keadaan genting seperti itu, tidak disangka-sangka Tuhan memberikan pertolongannya yang ajaib. Out of nowhere, seorang pemuda mendatangi saya dan menyatakan keinginannya untuk bergabung. Apa yang sanggup ia lakukan ternyata tepat seperti apa yang saya butuhkan. Saya tidak tahu bagaimana Tuhan bisa menggiringnya untuk mendatangi saya, tetapi itulah tepatnya yang terjadi. Saat ini bukan hanya satu orang, tetapi Tuhan ternyata menggiring tiga orang sekaligus untuk membantu saya melakukan tugas-tugas yang menumpuk sebagai konsekuensi dari berkat yang Tuhan berikan atas pekerjaan saya. Bayangkan Tuhan memberikan tiga orang dengan kemampuan masing-masing yang tepat seperti apa yang saya butuhkan. Tuhan luar biasa baiknya. Dia tahu batas kemampuan kita, dan ketika kita sudah sampai di penghujung kesanggupan kita, Tuhan pun segera memberikan pertolongannya tanpa disangka-sangka, sebuah pertolongan tepat waktu.

Gelisah

Ayat bacaan: 1 Petrus 5:7
===================
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."

gelisah, cemas, khawatir, takutPernahkah anda merasa gelisah dan cemas akan sesuatu? Jika pernah, tentu anda mengetahui betapa tidak enak rasanya ketika dihantui perasaan seperti itu. Makan tidak enak, tidur tak tenang, atau malah tidak ingin makan lagi dan tidak bisa tidur sama sekali. Berkeringat dingin dan mungkin ada pula yang mulai merasa mulas di perutnya karena merasa sangat gelisah. Hidup tidaklah mudah. Setiap saat kita bisa berhadapan dengan permasalahan yang akan membawa kita masuk ke dalam perasaan takut. Ketika persediaan dana menipis, ketika di kantor sedang ada pengerampingan jumlah karyawan, ketika krisis mulai terasa memberatkan hidup, ketika hidup terasa mulai berjalan semakin jauh dari yang kita impikan, ketika kondisi tubuh mulai terasa semakin lemah dan banyak lagi contoh hal yang bisa membuat kita merasa cemas, gelisah, khawatir, takut dan sejenisnya. Dan parahnya, sisi ini bisa menjadi celah yang sangat digemari iblis untuk membuat iman kita menjadi goyah. Iblis bisa berpesta dalam setiap kegelisahan dan kecemasan kita.

Keberhasilan

Ayat bacaan: Amsal 22:29
===================
"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akanberdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina."

"Mau bagus atau tidak itu bukan masalah.. yang penting ada yang saya kumpulkan." kata seorang siswa pada suatu hari yang secara tidak sengaja saya dengar. Ada banyak orang yang berpandangan seperti ini. Bagi mereka kualitas bukanlah hal yang penting, sehingga tidak masalah jika diabaikan. Dalam dunia pekerjaan pun demikian. Tidak sedikit pekerja yang baru melakukan pekerjaannya ketika batas tenggang waktu sudah hampir habis. Tidaklah heran apabila pekerjaannya asal jadi saja, acak-acakan atau malah kacau bersalahan. Jika ditegur, alasan segudang sudah disiapkan. Sedang tidak enak badan, sedang sibuk atau malah mood sedang tidak baik, itu biasa dipergunakan sebagai "excuse" atas hasil kerja atau performance yang pas-pasan. Lucunya, mereka akan bersungut-sungut apabila karir mereka tidak kunjung meningkat, atau bagi siswa, ketika mereka memperoleh nilai yang tidak memuaskan. Sebuah keseriusan dalam pekerjaan berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh. Tuhan tidak pernah menginginkan anak-anakNya untuk menjadi orang yang suka bekerja setengah-setengah. Tuhan ingin kita menjadi orang-orang yang cakap di bidang masing-masing. Menjadi contoh dan teladan lewat segala sesuatu yang kita lakukan.

Salomo mengajukan sebuah kalimat penting mengenai hal ini dalam bentuk pertanyaan kepada kita. "Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina." (Amsal 22:29). Perhatikan kata "cakap". Tuhan tidak hanya mengucapkan kata "kerja" saja, tetapi dilengkapi dengan kata "cakap". Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "dilligent and skillful", alias "rajin dan ahli." Itulah yang dimaksudkan lewat kata "cakap", dan itu seharusnya menjadi gambaran dari orang-orang yang mengaku sebagai pengikutNya. Bukan setengah-setengah, bukan asal jadi dan bukan pula pas-pasan. Memberi yang terbaik dalam pekerjaan, usaha, atau belajar dan sebagainya, itu merupakan sebuah keharusan.

Jika kita cakap, apa yang akan kita peroleh? Ayat di atas mengatakan bahwa kita akan berdiri di hadapan raja-raja, di hadapan orang-orang penting, orang-orang berpengaruh, dan bukan di hadapan orang-orang biasa. Ini menegaskan bagaimana Tuhan memandang penting sebuah usaha keras yang dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh. Dia siap memberkati kita yang selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk terus meningkat lebih dan lebih lagi. Ini sesuai dengan apa yang dijanjikan Tuhan pula. "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia." (Ulangan 28:13). Tuhan menjanjikan keberhasilan. Kita didesain sebagai kepala bukan ekor, dimaksudkan untuk terus naik dan bukan turun. Ini akan kita peroleh jika kita mau mendengarkan perintah Tuhan dan melakukannya dengan setia. Bekerja secara serius dan sungguh-sungguh adalah salah satu bagian dari melakukan perintah Tuhan dengan setia, dan itu akan membuat kita memperoleh keberhasilan demi keberhasilan dalam karir, keluarga atau dalam apapun yang sedang kita lakukan.

Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30) menggambarkan dengan jelas bahwa Tuhan telah melengkapi kita semua dengan keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Semua itu ia titipkan kepada kita agar kita bisa melakukan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya, dan bukan untuk bekerja asal jadi. Semua itu pada suatu ketika haruslah kita pertanggungjawabkan. Banyak tidaknya talenta itu bukan masalah sama sekali. Berapapun yang dipercayakan Tuhan kepada kita merupakan hal yang patut kita syukuri, dan kita harus sadar pula bahwa itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuat kita bisa berhasil dalam setiap apa yang kita kerjakan. Tuhan ingin kita sukses, Tuhan memberikan bekal buat kita untuk itu, dan Tuhan siap memberkati pekerjaan kita. Bukankah itu merupakan sebuah kesatuan yang luar biasa? Dengan bekerja serius berarti kita menghargai Tuhan, sebaliknya bagaimana mungkin kita mengaku sebagai orang yang bersyukur apabila kita tidak mau serius dalam bekerja?

Jangan lupa bahwa Tuhan pun sudah menegaskan kita agar bekerja serius seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Tuhan memandang penting sebuah keseriusan dari diri kita. Jika kita melakukannya dengan sebaik mungkin dan memuliakan Tuhan di dalamnya, tentu Tuhan pun tidak akan sungkan-sungkan untuk memberkati kita tepat seperti apa yang Dia rindukan. Bayangkan betapa senangnya Tuhan apabila melihat anak-anakNya menjadi orang-orang yang berpengaruh dalam bidangnya masing-masing, menjadi teladan bagi pekerja lain, jujur dan setia. Orang tua kita saja akan merasa sangat bangga, apalagi Bapa yang menciptakan dan sangat mengasihi kita.

Sudahkah anda memberikan performance yang terbaik dalam pekerjaan atau studi anda? Sudahkah anda melakukan yang terbaik bagi keluarga anda? Atau pedulikah anda akan kecakapan, maukah anda terus melatih diri agar menjadi lebih cakap lagi? Ingatlah bahwa Tuhan akan selalu siap memperbesar kapasitas dari orang-orang yang cakap di bidangnya masing-masing. Keberhasilan merupakan bagian dari kehidupan anak-anak Tuhan, dan itu akan bisa dicapai apabila kita mau menghargai segala talenta yang diberikan Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mempergunakannya dengan baik dalam pekerjaan kita. Ada masa depan yang indah penuh dengan keberhasilan bagi kita semua, dan itu semua akan bisa dicapai apabila kita mau mempergunakan apa yang telah diberikan tuhan sebagai sebuah keistimewaan dalam diri kita dengan serius.

Muliakan Tuhan dengan memberi yang terbaik dalam pekerjaan